Rabu, 16 Februari 2011

POTENSI TERPENDAM DIBALIK DESA KU


Sagu itulah salah satu desa dibagian utara pulau Adonara yang merupakan Kecamatan bungsu dengan Jumlah penduduk 9.672 jiwa yang tersebar di 6 desa. Jika di dengar sepintas nama sagu adalah salah satu jenis makanan khas orang Maluku yang berasal dari pohon sagu. Menurut orang tua terdahulu, orang sagu yang awal datang di desa ini berasal dari Ambon yang sengaja berdiam di pesisir karena perahu yang ditumpangi tenggelam di ujung Koli wutung. Tenggelamnya kapal inilah yang mengabadikan sebuah nama desa yang sekarang mejadi  ibu kota Kecamaan Adonara.

Suku penghuni desa Sagu terdiri dari satu suku utama yakni suku Lamaholot yang menjadi tuantanah dan dua suku pendatang yakni suku Bajo dan suku Buton. Suku Lamaholot merupakan pemilik tanah (mehing) dan juga pembeli atau pengelola tanah yang disebut sebagai (Ketewo) ini berlaku bagi suku pendatang. Pelapisan sosial masyarakat desa sagu ini, merupakan turunan adat suku Lamaholot yang sudah turun temurun, berlaku untuk semua desa yang menjadikan bahasa Lamaholot sebagai bahasa keseharian.

Sebagai anak yang lahir dari desa, ingin sekali membangun desa lewat pemberdayaan langsung. mengingat masih banyak potensi-potensi yang masih tekubur dan terlupakan. Seperti perikanan, pertanian dan perkebunan.  Desa sagu memiliki potensi-potensi itu yang belum semuanya digarap.

Potensi perikanan mislanya, desa ini memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi seperti ikan karang, ikan tuna dan cakalang dengan keanekaragaman terumbu karang yang cukup tinggi. Pengamatan dilapangan menunjukan bahwa setiap hari penangkapan ikan cakalang dan tuna dapat mencapai 300 kg/ hari. Selai ikan pelagis besar, ikan karang seperti kerapu, kakap dan juga beronang sering ditemukan di pasar tradisonal desa sagu. Indiktaor keberlimpahan ikan karang ini menandakan bahwa ekosistem terumbu karang dan padang lamun masih cukup baik. Namun sayang kelimpahan potensi perikanan ini, masih ada nelayan khususnya suku Bajo masih saja menangkap ikan dengan cara-cara destruktif fishing seperti bom yang menjadi tradisi mereka. Sayangnya upaya penegakan hukum selama ini tidak berjalan baik  mengingat basis nelayan berada di pantai utara sedangkan pos polisi berada si bagiam utara.

Selain potensi perikanan, Desa Sagu juga memiliki potensi perkebunan seperti mente, coklat dan juga kelapa. Potensi perkebunan kelapa terhampar sepanjang pantai Desa Sagu dengan panjang hampir 1 km. hasil kelapa ini diolah oleh masyarakat menjadi minyak kelapa murni dan juga  kopra yang di jual hingga ke Surabaya.

Dari tingkat pendidikan masyarakat desa sagu tergolong masih tertinggal, hampir didaerah ini hampir 70%. Pemuda desa sagu kebnayakan sebagai perantau dan menjadi TKI dan tenaga kerja di Kalimantan dan Malaysia.

Melihat potensi dan kekayaan alam desa ini, sebenarnya jika pemerintah pandi dapat melakukan pemberdayaan di bidang perikanan dan perkebunan. Sehingga kekayaan dapat memberikan dampak kesejahteraan bagi masyarakat sekitar yang selama kita lihat dan dengar kita miskin ditengah-tengah keberlimpahan kekayaan alam kita. 

By : M.Khalid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar